Pengertian Tindakan Sosial: Ciri, Jenis, dan Bentuk

Diposting pada 1,239 views

Pengertian Tindakan Sosial – Dalam kehidupan ini, pasti kamu sering tanpa sadar bertindak egois atau bahkan kamu menerima tindakan egois dari orang lain. Atas adanya hal tersebut, baik kamu atau orang lain menerima tindakan itu pasti akan terpengaruh hingga kepikiran terus-menerus. 

Nah, dalam disiplin ilmu sosiologi, tindakan tersebut tidak hanya sekadar tindakan asal-asalan lho… Ada yang namanya tindakan sosial, dimana tindakan tersebut mempengaruhi atau bahkan dipengaruhi oleh orang lain. 

Lalu, sebenarnya apa sih tindakan sosial itu? Apa saja macamnya? Nah, supaya kamu memahami akan materi tindakan sosial ini, yuk simak ulasan berikut!

Pengertian Tindakan Sosial

Teori mengenai tindakan sosial ini dikemukakan oleh ahli sosiologi asal Jerman bernama Max Weber. Dalam teorinya, Weber mengungkapkan bahwa tindakan sosial adalah “tindakan yang penuh arti” yang dilakukan oleh individu. Maksudnya adalah, tindakan sosial dapat berarti sebagai segala tindakan yang dilakukan oleh individu dan mempunyai makna atau arti subjektif baik bagi dirinya maupun kepada orang lain. 

Maka dari itu, apabila seorang individu melakukan suatu tindakan yang ditujukan terhadap benda mati, itu berarti bukan tindakan sosial. 

Weber juga berpendapat bahwa individu dalam kehidupan bermasyarakat itu adalah “aktor” yang kreatif dan memiliki realitas sosial. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa tindakan individu itu tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma, kebiasaan, dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Meskipun sebenarnya, struktur sosial dan pranata sosial adalah dua konsep yang nantinya tetap berkaitan dalam membentuk tindakan sosial ini. 

Perlu diketahui juga bahwa tindakan sosial itu mengandung tiga konsep, yakni tindakan, tujuan, dan pemahaman. 

Contoh sederhana dari tindakan sosial adalah ketika kita membagi bekal makanan dengan teman, memberikan sesuatu kepada pengemis, meminta contekan kepada teman, dan lain-lain. 

Tindakan sosial ini dapat diperoleh melalui proses belajar dan pengalaman dari orang lain. Maka dari itu, apabila suatu tindakan sosial dianggap sebagai hal baik dan bermanfaat, maka individu lain cenderung akan melakukan tindakan yang sama hingga akhirnya membentuk sebagai suatu kebiasaan dalam kelompok sosial. 

Nah, tanpa kita sadari, ternyata setiap hari itu kita pasti melakukan tindakan sosial lho… Sebab, pada dasarnya, kita sebagai manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dalam kehidupan bermasyarakat. 

Dapat disimpulkan mengenai tindakan sosial, yakni:

  • Tindakan pada benda mati tidak termasuk pada tindakan sosial
  • Akibat dari tindakan dengan mendapatkan respons dari orang lain termasuk dalam tindakan sosial
  • Tindakan sosial tidak selamanya mendapatkan respons sesuai dengan harapan
  • Tindakan yang tidak disengaja dan mendapatkan respons orang lain, tidak termasuk dalam tindakan sosial

Perbedaan Tindakan dan Tindakan Sosial

Lalu, apakah terdapat perbedaan antara tindakan “biasa” dengan tindakan sosial? Tentu saja ada!

Tindakan itu mencakup pada segala perilaku yang dilakukan oleh manusia, baik kepada individu lain maupun dengan benda mati. Berbeda dengan tindakan sosial, yang merupakan suatu tindakan individu yang diarahkan kepada orang lain dan memberikan arti baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Sederhananya, tindakan sosial ini cenderung memberikan pengaruh kepada diri sendiri atau orang lain yang kala itu tengah menjadi lawan bicara. 

Ciri-ciri Tindakan Sosial

Masih dikemukakan oleh Weber, sebuah tindakan sosial pastilah mempunyai lima ciri pokok. Ciri-ciri pokok ini sering dijadikan sebagai sasaran penelitian dalam sosiologi. Nah, berikut adalah ciri-ciri pokok tersebut. 

1. Tindakan manusia, yang mencangkup berbagai tindakan nyata yang mengandung makna dan dilakukan oleh manusia selaku sebagai aktor. 

Artinya, segala tindakan yang dilakukan oleh individu dalam keadaan sadar, akan selalu ditafsirkan sesuai dengan tujuan dari tindakan tersebut. Namun, hasil dari tindakan sosial yang dilakukan oleh individu, belum tentu memiliki makna yang sama bagi individu lain.

2. Tindakan nyata, yang bersifat membatin sepenuhnya dan subjektif.

Artinya, tindakan sosial yang dilakukan oleh seseorang dan direspons oleh orang lain, nantinya akan merasakan pengaruh dari respons tersebut. Pelaku tindakan sosial (agen) mungkin dapat merasa senang, sedih, marah, atau bahkan benci terhadap seseorang yang merespons tindakannya. Hal tersebut adalah wajar. 

3. Tindakannya melingkup pada pengaruh positif dari suatu situasi. 

Dalam hal ini, tindakan tersebut dapat dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, bahkan secara diam-diam. Setiap tindakan yang dilakukan oleh individu, senantiasa akan diulang apabila hal tersebut mampu memberikan kepuasan bagi dirinya. 

Contoh, seseorang yang mendapatkan hadiah setelah melakukan tindakan sosial berupa membersihkan tempat tidur, nantinya akan terus mengulang tindakannya tersebut. 

4. Tindakannya diarahkan kepada seorang individu lain atau bahkan sekelompok individu. 

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa tindakan sosial itu tidak dilakukan kepada benda mati, melainkan kepada individu lain. Hal tersebut supaya tindakan yang dilakukannya mendapatkan tanggapan atau respons yang sesuai dengan harapan si pelaku tindakan. Meskipun dalam kenyataannya, tanggapan atau respons yang diberikan oleh individu lain itu tidak selalu sesuai dengan harapan si pelaku tindakan. 

5. Tindakan tersebut memperhatikan tindakan yang telah dilakukan individu lain sebelumnya. 

Seorang individu mustahil dapat melakukan tindakan sosial tanpa memperhatikan tindakan yang telah dilakukan oleh individu lain sebelumnya. Mereka cenderung akan melakukan tindakan sosial supaya mendapatkan tanggapan dari individu lain, terutama dari individu yang telah melakukan tindakan tersebut sebelumnya. 

Contohnya, seorang siswa yang melakukan tindakan sosial berupa mengacungkan tangan dan bertanya kepada guru. Tindakan sosial tersebut nantinya akan mendapatkan tanggapan dari gurunya dengan menerima dan menjawab pertanyaan tersebut. 

Selanjutnya, untuk melakukan sebuah tindakan sosial harus terdapat tiga unsur, yakni agen atau aktor yang melakukannya, pergerakan, dan makna. 

Agen (agent) merupakan aktor adalah sosok yang melakukan tindakan sosial tersebut dan objek dari tindakan tersebut. Pergerakan merupakan kondisi fisik, gerakan, atau kegiatan yang dilakukan oleh agen dan mempunyai makna bagi individu lain. Makna adalah elemen dari tindakan sosial. 

https://www.pexels.com/

Jenis-jenis Tindakan Sosial

Dalam upaya mengelompokkan tipe-tipe tindakan sosial yang dilakukan oleh individu ini, Weber menggunakan konsep dasar rasional. Rasional itu sendiri adalah proses pemikiran dan pertimbangan yang dilakukan oleh manusia secara logis dan sadar. 

Nah, berikut adalah pembagian tipe dari tindakan sosial yang pastinya mempengaruhi sistem dan struktur sosial masyarakat. 

1. Rasionalitas Instrumental 

Jenis tindakan sosial yang pertama adalah Rasional Instrumental, meliputi pilihan secara sadar (masuk akal) dan berhubungan dengan tujuan dari tindakan tersebut sekaligus sebagai alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. 

Sederhananya, dalam tindakan Rasionalitas Instrumental ini, tindakan tersebut dilakukan melalui pertimbangan secara matang untuk mencapai tujuannya. 

Contohnya, Win hendak membeli sabun pembersih wajah di sebuah toko. Ketika melihat-lihat rak yang berisi sabun pembersih wajah tersebut, dirinya menggunakan logika rasionalnya untuk membeli sabun pembersih wajah yang memiliki harga sesuai dengan uang di dompetnya. 

Contoh lain, Felix ingin mendapatkan nilai tinggi dalam ujian SBMPTN (Seleksi Bersama Menuju Perguruan Tinggi Negeri). Supaya tujuannya itu tercapai, dirinya memutuskan untuk membeli buku-buku latihan soal daripada komik. 

2. Rasional Nilai

Jenis tindakan sosial selanjutnya adalah Rasional Nilai yang berorientasi pada nilai. Dalam jenis ini, tindakan sosialnya hampir sama dengan tindakan sosial Rasional Instrumental. Perbedaannya terletak pada nilai-nilai yang menjadi dasar dalam tindakan yang dilakukannya. 

Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Maka dari itu, tindakan sosial Rasional Nilai ini berarti tindakan yang dilakukan dengan menyesuaikan diri kepada nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Tidak hanya pada nilai dan norma saja, tetapi juga menyangkut pada kriteria “baik” dan “benar” menurut penilaian masyarakat. 

Contohnya adalah tindakan sosial berupa makan harus menggunakan tangan kanan daripada tangan kiri. Sebenarnya, hal tersebut tidak dipersoalkan secara kritis, hanya saja, menurut pandangan masyarakat, makan dengan tangan kanan lebih sopan. Selain itu, juga menyesuaikan diri dengan adab dalam agama Islam. 

Contoh lainnya adalah tindakan beribadah. Sebenarnya, tindakan beribadah itu adalah hak dan urusan masing-masing individu. Namun, menurut pandangan masyarakat, beribadah adalah tindakan wajib sebagai upaya komunikasi dengan Tuhan. Selain itu, dalam agama Islam juga mengajarkan manusia untuk saling mengingatkan satu sama lain untuk tetap beribadah dalam kondisi apapun. 

3. Tindakan Tradisional

Jenis tindakan sosial yang satu ini ditentukan oleh cara-cara berperilaku sang aktor yang biasa dan lazim. Sederhananya, tindakan sosial yang dilakukan oleh individu itu memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan, sehingga refleks tanpa sadar atau tidak direncanakan sebelumnya. 

Seseorang cenderung dapat melakukan tindakan sosial karena kebiasaan yang berlaku di dalam masyarakatnya, dan dirinya juga tidak menyadari akan adanya tindakan dan kebiasaan tersebut. Pada dasarnya, tindakan sosial jenis tradisional ini merupakan wujud pengulangan tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. 

Contohnya adalah pelaksanaan upacara adat yang dilakukan secara turun-temurun hingga menjadi sebuah kebiasaan. 

Contoh lain adalah kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia untuk mencium tangan dan mengucapkan salam kepada orang yang lebih tua ketika hendak pergi dari rumah. 

4. Tindakan Afektif

Jenis tindakan sosial yang terakhir adalah tindakan sosial afektif. Dalam tindakan sosial Afektif ini, ditentukan oleh keadaan emosional individunya. Biasanya, tindakan sosial jenis ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa direncanakan sebelumnya. Dapat dibilang bahwa tindakan sosial Afektif ini bersifat spontan, tidak rasional, dan menjadi perwujudan emosional dari individu yang melakukannya. 

Tindakan sosial Afektif sebagian besar akan dikuasai oleh perasaan atau emosi seseorang sehingga seringkali tindakannya dilakukan tanpa perencanaan matang dan bahkan tanpa kesadaran penuh. Hal inilah yang dapat disebut sebagai reaksi spontan atas terjadinya suatu peristiwa. 

Misalnya, Janhae berhasil lolos SNMPTN setelah perjuangannya mempertahankan rankingnya. Tanpa sadar, dirinya meloncat-loncat kegirangan setelah membuka pengumuman SNMPTN tersebut. Tindakannya yang meloncat-loncat kegirangan tersebut didasarkan pada perasaan dan emosi yang dirasakan oleh Janhae. 

Contoh lainnya ada seseorang yang menangis tersedu-sedu bahkan hingga berteriak-teriak ketika dirinya baru saja kehilangan seseorang yang dicintainya. 

Bentuk-Bentuk Tindakan Sosial

Tindakan sosial itu dapat dibedakan berdasarkan aspek waktu dan objek yang menjadi sasaran tindakan tersebut. 

Berdasarkan aspek waktu, terdapat tiga bentuk tindakan, yakni a) Tindakan yang diarahkan; b) Tindakan yang diarahkan pada waktu lampau; dan c) Tindakan yang diarahkan untuk waktu yang akan datang. 

Sementara itu, berdasarkan aspek objek sasarannya, dibedakan menjadi dua bentuk tindakan, yakni a) Manusia secara individual; dan b) Manusia secara kelompok. 

Nah, pada dasarnya, tindakan sosial yang dilakukan oleh setiap individu itu dipengaruhi oleh individu lain. Maka dari itu, terdapat dua tindakan utama, yakni tindakan lahiriah dan tindakan batiniah.

1. Tindakan Lahiriah

Tindakan lahiriah dapat berupa tindakan sosial yang tampak atau dapat dilihat dan cenderung dilakukan secara berulang-ulang oleh sekelompok individu. Tindakan sosial tersebut juga dapat dilakukan oleh individu sendiri atau bahkan bersama-sama dengan individu lain di dalam kelompok masyarakat.

Sejalan dengan adanya perkembangan masyarakat, maka tindakan sosial juga dapat berkembang sesuai dengan jenis dan fungsinya. Suatu “tindakan” akan tetap disebut sebagai tindakan umum apabila dilakukan oleh sekelompok individu. 

Tindakan lahiriah yang hanya berfungsi bagi dirinya sendiri dan tidak mendapatkan respons khusus dari individu lain, misalnya: memancing, tidur, menyapu, menulis, membaca, dan lain-lain. 

Sementara itu, tindakan lahiriah yang dilakukan oleh seorang individu sebagai bagian dari suatu kelompok masyarakat adalah mengobrol, rapat, berdiskusi, mengikuti pemilu, kerja bakti, dan lain-lain. 

2. Tindakan Batiniah

Tindakan batiniah berkaitan dengan cara berpikir, berperasaan, dan berkehendak yang diungkapkan melalui sikap dan tindakan. Tindakan batiniah ini cenderung akan dilakukan secara berulang kali dan bahkan diikuti oleh sekelompok individu. 

Pola dari tindakan batiniah ini dapat dikenali melalui ungkapan-ungkapan sebagai pernyataan isi hati dan pikirannya kepada individu lain. 

Nah, dalam kehidupan bermasyarakat, tindakan batiniah ini memiliki pola tersendiri yang secara tidak langsung dapat kita kenali berdasarkan refleksi terhadap ungkapannya. Bentuk tindakan batiniah ini kerap disebut dan dikenal oleh sekelompok masyarakat, yakni prasangka, sikap sosial, pendapat umum, dan propaganda. 

  • Prasangka

Prasangka adalah anggapan atau penilaian seseorang terhadap suatu fenomena tanpa disertai adanya bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam prasangka ini, anggapan atau penilaiannya cenderung mengarah pada hal-hal negatif. Hal tersebut disebabkan oleh unsur yang paling dominan dalam sebuah prasangka adalah perasaan atau emosi, bukan pemikiran logis. 

Misalnya, ada seseorang yang tiba-tiba menjadi kaya raya. Sebagian masyarakat pasti akan mengira bahwa dirinya memelihara tuyul atau babi ngepet. Padahal sebenarnya, dirinya baru saja memperoleh warisan dari orang tuanya. 

  • Sikap Sosial

Sikap sosial menjadi bentuk perilaku batiniah yang diungkapkan dalam tindakan terhadap adanya fenomena atau gejala yang mempunyai arti sosial. Apabila secara lahiriah, maka sikap ini nantinya menjadi sebuah kebiasaan bertindak yang dilandasi oleh perasaan dan keyakinan seseorang. Sikap sosial ini ditentukan oleh perasaan superior, inferior, dan netral.

Contohnya, sikap seseorang atau sebagian masyarakat terhadap tempat hiburan malam. Melalui prasangka, secara tidak langsung sikap sosial mereka akan terbentuk dan menganggap bahwa tempat hiburan malam adalah tempat yang buruk.

  • Pendapat Umum

Pendapat umum adalah suatu perpaduan pemikiran masyarakat yang berpola dan berasal dari beberapa kelompok masyarakat. Pendapat umum ini biasanya bersifat segmental, kecenderungan umum, dan lebih “menjurus” pada pendapat umum. 

Perlu dipahami bahwa pendapat umum itu bukan didasarkan pada pikiran anggota masyarakat secara menyeluruh, tetapi pendapat beberapa anggota masyarakat yang kemudian disatukan. 

Contoh, adanya pendapat umum yang beranggapan bahwa laki-laki juga harus memiliki kewajiban untuk memasak sebab itu adalah bagian dari basic life skill. Setelah dibuktikan melalui sebuah penelitian dengan instrumen angket dan wawancara, ternyata tidak seluruh laki-laki setuju akan konsep tersebut. Namun, pendapat umum tersebut dapat diambil dari hasil paling banyak. 

  • Propaganda

Propaganda adalah suatu mekanisme kegiatan yang dilakukan dengan cara mempengaruhi massa atau publik, supaya mereka mau menerima pola pikiran tertentu yang disampaikan oleh pembicara. Propaganda ini biasanya dilandasi oleh kepentingan pribadi atau kelompok. 

Contohnya, terdapat keyakinan yang berkembang di masyarakat tradisional bahwa “banyak anak maka akan banyak rezeki”. Namun, keyakinan tersebut semakin lama dapat berubah setelah adanya propaganda disertai sosialisasi mengenai program KB (Keluarga Berencana) dengan konsep “Dua Anak Lebih Baik”. 

Hubungan Tindakan Sosial dengan Interaksi Sosial

Secara teoritis, tindakan sosial dan interaksi sosial adalah dua konsep yang memiliki perbedaan makna. Namun meskipun kedua memiliki perbedaan konsep, tetapi tetap saling berkaitan satu sama lain dalam membentuk kehidupan bermasyarakat. 

Apabila kamu masih bingung akan perbedaan kedua konsep tersebut, yuk simak uraian berikut ini!

Tindakan sosial itu adalah hal-hal yang dilakukan oleh individu atau sekelompok individu secara sadar dan memberikan pengaruh baik kepada dirinya sendiri, maupun kepada orang lain. Tindakan sosial tersebut terjadi di dalam suatu interaksi dan situasi sosial.

Sementara itu, interaksi sosial adalah proses hubungan antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, atau kelompok satu dengan kelompok lainnya. 

Tanpa sadar, tindakan sosial ini mengambil peranan dalam proses interaksi sosial. Bahkan, ahli sosiologi juga sepakat bahwa interaksi sosial menjadi syarat utama supaya tindakan sosial dapat terjadi. 

Ketika melakukan interaksi sosial, individu atau kelompok sebenarnya tengah berusaha dalam belajar memahami bagaimana tindakan sosial yang dilakukan oleh individu lain. Sebuah interaksi sosial dapat berjalan kacau apabila pihak-pihak yang berinteraksi tersebut tidak saling memahami motivasi dan makna dari tindakan sosial yang mereka lakukan. 

Seorang ahli sosiologi bernama George Herbert Mead mengungkapkan bahwa supaya sebuah interaksi sosial dapat berjalan lancar dan tertib, anggota masyarakat harus mempunyai kemampuan untuk bertindak sesuai dengan konteks sosial dan kemampuan untuk menilai secara objektif mengenai perilaku atau tindakan yang dilakukannya dari sudut pandang orang lain. 

Melalui pertanyaan sederhana “apakah perilaku atau tindakan kita ini sudah cukup pantas di hadapan orang lain?”. Misalnya, remaja di daerah Jawa Tengah sering berbicara menggunakan bahasa Jawa ngoko kepada teman-teman sebayanya. Namun, apabila mereka hendak berinteraksi sosial dengan orang yang lebih tua, apakah pantas menggunakan bahasa Jawa ngoko tersebut? Jawabannya adalah tidak. 

Jika ingin berinteraksi sosial dengan orang yang lebih tua, sebaiknya menggunakan bahasa Jawa krama atau bahasa Indonesia secara sopan. 

Kesimpulan

Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian tindakan sosial. Jadi sekarang kamu mengetahui bahwa segala tindakan yang kita lakukan secara sadar dan mempengaruhi dirimu sendiri atau orang lain adalah sebuah tindakan sosial. Tindakan sosial tentu saja selamanya akan tetap berperan penting dalam sebuah interaksi sosial, terutama dalam kehidupan bermasyarakat. 

Baca Juga: