Apa itu Keuntungan

Pengertian Keuntungan: Fungsi, Teori, Jenis, Cara Menghitungnya

Diposting pada 634 views

Keuntungan adalah hal mendapat untung (laba) dari suatu usaha atau aktivitas. Keuntungan juga bisa diartikan sebagai selisih antara pendapatan dengan biaya. Keuntungan adalah tujuan utama dari setiap usaha, karena menunjukkan kinerja dan kesehatan finansial perusahaan. 

Keuntungan juga berfungsi sebagai sumber dana untuk membiayai operasional, melunasi utang, membayar gaji pegawai, dan mengembangkan bisnis.

Pengertian Keuntungan

Keuntungan adalah selisih antara pendapatan dan biaya yang diperoleh oleh suatu usaha atau individu dalam suatu periode tertentu. Keuntungan merupakan salah satu indikator kinerja dan kesehatan keuangan dari suatu usaha atau individu.

Keuntungan juga dapat digunakan sebagai sumber modal untuk mengembangkan usaha atau meningkatkan kesejahteraan individu.

Ada dua jenis keuntungan yang umumnya dihitung oleh usaha atau individu, yaitu keuntungan kotor dan keuntungan bersih. Keuntungan kotor adalah selisih antara pendapatan dan biaya variabel, yaitu biaya yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah produksi atau penjualan.

Keuntungan bersih adalah selisih antara pendapatan dan biaya total, yaitu biaya variabel ditambah biaya tetap, yaitu biaya yang tidak berubah-ubah terlepas dari jumlah produksi atau penjualan.

Untuk meningkatkan keuntungan, usaha atau individu dapat melakukan beberapa strategi, seperti meningkatkan pendapatan, menurunkan biaya, atau melakukan kombinasi keduanya. Meningkatkan pendapatan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jual, menambah jumlah produk atau jasa yang ditawarkan, memperluas pasar, meningkatkan kualitas produk atau jasa, atau melakukan promosi dan pemasaran yang efektif.

Menurunkan biaya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah bahan baku yang digunakan, menghemat penggunaan energi dan sumber daya lainnya, melakukan efisiensi operasional, menegosiasikan harga dengan pemasok, atau mengurangi biaya administrasi dan overhead.

Keuntungan merupakan salah satu tujuan utama dari setiap usaha atau individu yang bergerak di bidang ekonomi. Keuntungan juga memiliki dampak sosial dan lingkungan yang perlu diperhatikan.

Keuntungan yang tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi pemilik usaha atau individu, namun juga dapat menimbulkan ketimpangan sosial dan eksploitasi lingkungan jika tidak diimbangi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, keuntungan harus dicapai dengan cara yang seimbang dan berkelanjutan.

Fungsi Keuntungan Bagi Perusahaan

Fungsi keuntungan adalah salah satu aspek penting dalam dunia bisnis dan industri. Keuntungan adalah selisih antara pendapatan dan biaya yang diperoleh oleh pengusaha dari menjual barang atau jasa kena pajak. Keuntungan menunjukkan seberapa efektif dan efisien pengelolaan usaha yang dilakukan oleh pengusaha.

Keuntungan memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  • Membiayai operasional perusahaan agar bisa berjalan maksimal.
  • Melunasi utang, gaji pegawai, dan pajak yang terutang.
  • Mengembangkan usaha dengan melakukan investasi atau ekspansi.
  • Menambah kekayaan atau modal bagi pemilik usaha.
  • Menilai kinerja dan profitabilitas usaha.

Untuk menghitung keuntungan, pengusaha harus mengetahui pendapatan dan biaya yang terkait dengan usahanya. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan barang atau jasa kena pajak. Biaya adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memproduksi atau menyediakan barang atau jasa kena pajak.

Teori-Teori Keuntungan

Teori-teori keuntungan adalah kumpulan konsep dan model yang menjelaskan bagaimana keuntungan dihasilkan dan didistribusikan dalam sistem ekonomi. Ada beberapa teori keuntungan yang berbeda, seperti teori nilai tambah, teori produktivitas marjinal, teori monopoli, teori persaingan sempurna, dan teori biaya kesempatan. Setiap teori memiliki asumsi, kelebihan, dan kelemahan tersendiri dalam menjelaskan fenomena keuntungan. Berikut penjelasannya:

1. Teori Nilai Tambah

Teori nilai tambah adalah teori yang menganggap bahwa keuntungan adalah bagian dari nilai tambah yang diciptakan oleh faktor-faktor produksi dalam proses produksi. Nilai tambah adalah selisih antara nilai output dan nilai input.

Teori ini berasal dari pemikiran ekonomi klasik, seperti Adam Smith dan David Ricardo, yang mengaitkan nilai dengan jumlah tenaga kerja yang terkandung dalam barang atau jasa.

Teori ini juga dipengaruhi oleh Karl Marx, yang mengkritik kapitalisme sebagai sistem yang mengeksploitasi tenaga kerja dan mengalihkan surplus nilai tambah kepada pemilik modal.

Kelebihan teori ini adalah dapat menjelaskan sumber dan distribusi keuntungan dalam sistem kapitalis. Kelemahan teori ini adalah sulit untuk mengukur nilai tambah secara objektif dan mengabaikan peran permintaan dan preferensi konsumen dalam menentukan harga.

2. Teori Produktivitas Marjinal

Teori produktivitas marjinal adalah teori yang menganggap bahwa keuntungan adalah hasil dari produktivitas marjinal faktor-faktor produksi yang berbeda-beda. Produktivitas marjinal adalah tambahan output yang dihasilkan oleh tambahan satu unit faktor produksi.

Teori ini berasal dari pemikiran ekonomi neoklasik, seperti Alfred Marshall dan John Bates Clark, yang mengaitkan nilai dengan utilitas marginal atau kepuasan yang diperoleh dari barang atau jasa. Teori ini juga dipengaruhi oleh John Maynard Keynes, yang menekankan pentingnya permintaan agregat dalam menentukan output dan pendapatan nasional.

Kelebihan teori ini adalah dapat menjelaskan variasi tingkat keuntungan antara industri dan perusahaan yang berbeda. Kelemahan teori ini adalah sulit untuk mengukur produktivitas marjinal secara akurat dan mengabaikan peran struktur pasar dan kekuasaan dalam menentukan harga.

3. Teori Monopoli

Teori monopoli adalah teori yang menganggap bahwa keuntungan adalah hasil dari adanya hambatan masuk atau keluar pasar yang memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga di atas biaya marjinal.

Hambatan masuk atau keluar dapat berupa hukum, paten, merek dagang, ekonomi skala, diferensiasi produk, atau loyalitas konsumen. Teori ini berasal dari pemikiran ekonomi institusionalis, seperti Thorstein Veblen dan John Kenneth Galbraith, yang mengkritik kapitalisme sebagai sistem yang didominasi oleh korporasi besar yang memiliki kekuasaan pasar dan politik.

Kelebihan teori ini adalah dapat menjelaskan fenomena oligopoli dan monopoli yang sering terjadi dalam ekonomi modern.

Kelemahan teori ini adalah sulit untuk membedakan antara keuntungan normal dan keuntungan monopoli secara empiris dan mengabaikan kemungkinan inovasi dan persaingan potensial dalam pasar.

4. Teori Persaingan Sempurna

Teori persaingan sempurna adalah teori yang menganggap bahwa keuntungan adalah hasil dari adanya banyak pembeli dan penjual yang homogen dalam pasar yang transparan dan bebas hambatan. Dalam kondisi ini, perusahaan tidak dapat mempengaruhi harga pasar dan hanya dapat mencapai keuntungan normal atau nol dalam jangka panjang.

Teori ini berasal dari pemikiran ekonomi neoklasik, seperti Leon Walras dan Vilfredo Pareto, yang menganggap bahwa pasar persaingan sempurna akan mencapai efisiensi alokatif dan distributif maksimum.

Kelebihan teori ini adalah dapat menyediakan standar normatif untuk mengevaluasi kinerja pasar yang nyata. Kelemahan teori ini adalah sulit untuk menemukan pasar persaingan sempurna dalam kenyataan dan mengabaikan peran informasi asimetris dan biaya transaksi dalam perdagangan.

5. Teori Biaya Kesempatan

Teori biaya kesempatan adalah teori yang menganggap bahwa keuntungan adalah hasil dari perbedaan antara pendapatan aktual dan pendapatan alternatif yang dapat diperoleh dengan menggunakan faktor-faktor produksi dalam kesempatan terbaik lainnya.

Biaya kesempatan adalah nilai dari sesuatu yang harus dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Teori ini berasal dari pemikiran ekonomi neoklasik, seperti Friedrich Hayek dan Milton Friedman, yang menganggap bahwa pasar bebas akan mencapai efisiensi dinamis dan mengalokasikan sumber daya secara optimal.

Kelebihan teori ini adalah dapat menjelaskan motivasi dan perilaku rasional para pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Kelemahan teori ini adalah sulit untuk mengukur biaya kesempatan secara tepat dan mengabaikan peran preferensi, harapan, dan ketidakpastian dalam menentukan pilihan.

Jenis-jenis Keuntungan dan Rumusnya

Ada beberapa jenis keuntungan yang sering digunakan dalam dunia bisnis, yaitu:

  • Keuntungan kotor (gross profit): keuntungan yang diperoleh dari selisih antara pendapatan penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP). HPP adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli barang atau jasa yang dijual. Rumusnya adalah:
Keuntungan kotor = Pendapatan penjualan - HPP
  • Keuntungan bersih (net profit): keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi dengan biaya operasional dan biaya lainnya. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha sehari-hari, seperti gaji pegawai, sewa gedung, listrik, telepon, dll. Biaya lainnya adalah biaya yang tidak berkaitan langsung dengan usaha, seperti bunga pinjaman, pajak, dll. Rumusnya adalah:
Keuntungan bersih = Keuntungan kotor - Biaya operasional - Biaya lainnya
  • Keuntungan ekonomi (economic profit): keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi dengan biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang harus dibayar secara nyata oleh perusahaan, seperti HPP, biaya operasional, dll. Biaya implisit adalah biaya kesempatan yang terjadi ketika perusahaan memilih untuk menggunakan faktor produksi tertentu. Rumusnya adalah:
Keuntungan ekonomi = Pendapatan - Biaya eksplisit - Biaya implisit

Cara Menghitung Keuntungan

Untuk menghitung keuntungan dari suatu usaha atau aktivitas, kita perlu mengetahui pendapatan dan biaya yang terkait. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan barang atau jasa. Biaya adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memproduksi atau menyediakan barang atau jasa.

Untuk menghitung keuntungan kotor, kita cukup mengurangi pendapatan penjualan dengan HPP. Contoh:

Pendapatan penjualan = Rp 100.000.000
HPP = Rp 60.000.000
Keuntungan kotor = Rp 100.000.000 - Rp 60.000.000
Keuntungan kotor = Rp 40.000.000

Untuk menghitung keuntungan bersih, kita perlu mengurangi keuntungan kotor dengan biaya operasional dan biaya lainnya. Contoh:

Keuntungan kotor = Rp 40.000.000
Biaya operasional = Rp 15.000.000
Biaya lainnya = Rp 5.000.000
Keuntungan bersih = Rp 40.000.000 - Rp 15.000.000 - Rp 5.000.000
Keuntungan bersih = Rp 20.000.000

Untuk menghitung keuntungan ekonomi, kita perlu mengurangi pendapatan dengan biaya eksplisit dan biaya implisit. Contoh:

Pendapatan = Rp 100.000.000
Biaya eksplisit = Rp 80.000.000
Biaya implisit = Rp 10.000.000
Keuntungan ekonomi = Rp 100.000.000 - Rp 80.000.000 - Rp 10.000.000
Keuntungan ekonomi = Rp 10.000.000

Perbedaan Keuntungan dengan Omset

Omset dan keuntungan adalah dua istilah yang sering digunakan dalam dunia bisnis, tetapi apakah Anda tahu perbedaan antara keduanya? Omset adalah jumlah total pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa dalam periode tertentu, sedangkan keuntungan adalah selisih antara omset dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan omset tersebut.

Omset sering disamakan dengan penjualan bersih, yaitu penjualan setelah dikurangi potongan, diskon, dan retur. Omset menunjukkan seberapa besar volume bisnis yang dilakukan oleh perusahaan, tetapi tidak mencerminkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola biaya dan menghasilkan laba.

Keuntungan adalah ukuran kinerja bisnis yang lebih akurat, karena menggambarkan seberapa banyak uang yang tersisa setelah memperhitungkan semua pengeluaran. Keuntungan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung pada biaya apa saja yang dikurangi dari omset.

Keuntungan kotor adalah omset dikurangi harga pokok penjualan (HPP), yaitu biaya yang langsung terkait dengan produksi atau penyediaan produk atau jasa, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan pengiriman. Keuntungan kotor menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam mengendalikan biaya produksi.

Keuntungan operasi adalah keuntungan kotor dikurangi biaya operasional, yaitu biaya yang diperlukan untuk menjalankan bisnis sehari-hari, seperti sewa, listrik, gaji, dan pemasaran. Keuntungan operasi menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola biaya tetap dan variabel.

Keuntungan bersih adalah keuntungan operasi dikurangi pajak dan bunga dari pinjaman. Keuntungan bersih adalah uang yang benar-benar dimiliki oleh perusahaan setelah memenuhi semua kewajiban finansialnya. Keuntungan bersih menunjukkan seberapa layak perusahaan secara fiskal.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa omset dan keuntungan adalah dua hal yang berbeda dan tidak dapat disamakan. Omset hanya mengukur jumlah uang yang masuk dari penjualan, sedangkan keuntungan mengukur jumlah uang yang tersisa setelah mengurangi biaya. Perusahaan yang memiliki omset tinggi belum tentu memiliki keuntungan tinggi, jika biayanya juga tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki omset rendah bisa saja memiliki keuntungan tinggi, jika biayanya juga rendah.

Oleh karena itu, penting bagi setiap pebisnis untuk memahami perbedaan antara omset dan keuntungan, serta cara menghitung dan meningkatkan keduanya. Dengan demikian, pebisnis dapat mengevaluasi kinerja bisnisnya secara objektif dan menyusun strategi yang tepat untuk mencapai tujuan bisnisnya.

sewa gedung, gaji pegawai tetap, dll. Biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung dari jumlah produksi atau penjualan, seperti bahan baku, listrik, dll.

Tips Meningkatkan Keuntungan Perusahaan

10 Tips Meningkatkan Keuntungan Perusahaan

  1. Analisis pasar dan pelanggan secara rutin
    Ketahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan pelanggan, serta bagaimana mereka menilai produk atau layanan Anda.
  2. Tingkatkan kualitas produk atau layanan Anda
    Berikan nilai tambah yang dapat membedakan Anda dari pesaing dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
  3. Optimalisasi biaya operasional
    Cari cara untuk mengurangi biaya produksi, distribusi, pemasaran, dan administrasi tanpa mengorbankan kualitas.
  4. Manfaatkan teknologi digital
    Gunakan media sosial, website, aplikasi, dan platform online lainnya untuk mempromosikan bisnis Anda, meningkatkan jangkauan pasar, dan mempermudah transaksi.
  5. Kembangkan sumber pendapatan baru
    Ciptakan produk atau layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan, atau masuki pasar baru yang potensial.
  6. Bangun jejaring kerjasama
    Cari mitra bisnis yang dapat memberikan dukungan, sumber daya, atau akses ke pasar yang lebih luas. Hindari konflik kepentingan dan pastikan ada kesepakatan yang jelas dan menguntungkan kedua belah pihak.
  7. Tingkatkan kinerja dan motivasi karyawan
    Berikan pelatihan, pengembangan, penghargaan, dan umpan balik yang sesuai dengan kompetensi dan kontribusi karyawan. Ciptakan budaya kerja yang positif dan kolaboratif.
  8. Lakukan inovasi secara berkelanjutan
    Selalu mencari ide-ide baru dan kreatif untuk meningkatkan produk, layanan, proses, atau model bisnis Anda. Jangan takut untuk bereksperimen dan belajar dari kesalahan.
  9. Evaluasi dan perbaiki strategi bisnis Anda
    Tetapkan tujuan dan sasaran yang jelas, ukur hasil dan dampaknya, serta lakukan penyesuaian jika diperlukan. Gunakan data dan analisis untuk mendukung pengambilan keputusan.
  10. Ikuti perkembangan dan perubahan lingkungan bisnis
    Antisipasi tantangan dan peluang yang muncul akibat faktor-faktor eksternal seperti peraturan, persaingan, teknologi, atau tren konsumen.

Kesimpulan

Keuntungan adalah hal mendapat untung (laba) dari suatu usaha atau aktivitas. Keuntungan juga bisa diartikan sebagai selisih antara pendapatan dengan biaya. Keuntungan adalah tujuan utama dari setiap usaha, karena menunjukkan kinerja dan kesehatan finansial perusahaan. Keuntungan juga berfungsi sebagai sumber dana untuk membiayai operasional, melunasi utang, membayar gaji pegawai, dan mengembangkan bisnis.

Baca juga: