Mengenal Manusia Liang Bua, Manusia Gua pada Zaman Pra-Aksara

Mengenal Manusia Liang Bua, Manusia Gua pada Zaman Pra-Aksara

Diposting pada 4,959 views

Mengenal Manusia Liang Bua, Manusia Gua pada Zaman Pra-Aksara, Kitapunya.net – Manusia purba telah hidup puluhan ribu yang lalu, ada satu masa dimana manusia tidak sama sekali mengenal tulisa, itulah yang disebut denga zaman pra-aksara. Di zaman ini beberapa jenis manusia seperti meganthorpus, pithecanthropus dan jenis homo berkembang biak hingga terjadi evolusi.  

Seperti yang disinggung di atas, bahwa manusia jenis homo hidup di zaman pra-aksara. Salah satunya adalah “homo sapiens” yang memiliki arti sebagai manusia sempurna/manusia bijak, karena bentuk fisik dan proses perkembangannya mirip dengan manusia modern saat ini.  

Berdasarkan penggolongan manusia homo sapiens maka ada dua jenis yang ditemukan di Indonesia, yaitu manusia wajak dan manusia liang bua. Untuk manusia wajak kemarin kita sudah membahasnya dalam artikel yang berjudul : Mengungkap Sejarah Manusia Wajak.  

Nah sekarang giliran membahas mengenai manusia liang bua yang juga termasuk kedalam homo sapiens. Oke ini penjelasannya :  

Pengertian Manusia Liang Bua

Pada tahun 2004 di Indonesia sempat terjadi peristiwa besar di bidang Ilmu Pengetahuan, akibat penemuan manusia Homo floresiensi ini di sebuah gua Liang Bua yang ada di Flores. Secara harfiah, Liang Bua memiliki arti sebagai gua yang dingin.  

Gau Liang Bua merupakan gua yang berada di permukiman flores, ukurannya sangat lebar dan tinggi, dengan permukaan tanah didadepannya yang datar. Dulunya gua ini digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba.  

Penemu Liang Bua ini adalah Peter Brown dan Mike J. Morwood bersama dengan Tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang menemukannya pada bulan September 2003 tahun lalu. Temuan ini adalah temuan spesies baru yang kemudian diberi dengan nama yang sesuai dengan tempat penemuannya yaituu Homo Florensis.

mengenal manusia liang bua
Manusia liang bua

Bila kita kembali ke tahun 1950-an, sebenarnya Manusia Liang Bua sudah memberikan sedikit data-data tentang adanya kehidupan pra-aksara. Saat itu Th. Verhoeven telah lebih awal menemukan beberapa fragmen manusia di Liang Bua, penggalian ini menghasilkan temuan berupa tulang iga yang disekitarnya juga ditemukan gerabah dan alat serpih.    

15 tahun kemudian atau tahun 1965, ditemukan lagi sebanyak 7 buah rangka manusia. Diperkirakan, Liang bua adalah tempat situ neolitik dan paleometalik.  

Ciri-ciri manusia Liang Bua

  1. Tengkorak panjang dan rendah, hanya berukuran kecil
  2. Volume otak 380 cc yang berada dibawah Homo erectus (1000 cc), manusia modern Homo sapiens (1400 cc) dan juga simpanse (450 cc).

Manusia Liang Bua secara kronologis menunjukan hunian dari fase zaman Paleolitik, Mesolitik, Neolitik dan Paleolitik. Hal ini mengacu pada hasil temuan yang dilakukan oleh R.P Soejono pada 1970.

Ia adalah bagian dari Pusat PEnelitian Arkeologi Nasional. Penelitiannya merupakan lanjutan dari temuan beberapa beberapa kerangka manusia yang ditemukan di lapisan atas.

Menurut Teuku Jacob seorang peneliti dan guru besar di UGM mengatakan bahwa secara kultural, manusia Liang bua berada dalam konteks zaman Mesolitik, dengan ciri Australomelanesid (bentuk tengkorak memanjang.  

Penelitian di Liang Bua tahun 2003

Di Liang Bua, pada tahun 2003 diadakan sebuah proyek penggalian untuk kepentingan penelitian yang dilakukan oleh R.P. Soejono dan Mike J. Morwood, keduanya merupakan bentuk kerjasama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dengan University of New England, Australia.

Dalam proyek itu, beberapa sisa dari kerangka manusia berhasil ditemukan. Tidak kurang dari enam individu ditemukan yang menunjukan aspek morfologis dan postur yang sejenis dengan Liang Bua 1, hal itu juga memiliki kesamaan dengan alat-alat batu dan sisa-sisa binatang komodo dan spesies kerdil gajah purba jenis stegodon.

Baca juga : Kapan Zaman Pra-Aksara Berakhir di Indonesia?

Sebuah Temuan Yang Menghasilkan Perdebatan

Temuan itu sempat menjadi perdebatan pada hal status taksonominua, perdebatan mengenai apakah manusia Liang bua termasuk dalam spesies baru yang diberi nama Homo Florensiensis, atau merupakan spesies yang sama dengan kalangan genus Homo?  

Temuan itu sempat menjadi bahan perdebatan mengenai status taksonominua, benarkah Manusia Liang Bua itu termasuk dalam spesies baru, yaitu Homo florensiensis, atau sebagai satu jenis spesies yang telah ada di kalangan genus Homo?  

Setelah dilakukan penelitian dan pengataman yang lebih mendalam terhadap Homo Florensiensis tersebut, ternyata memang ada percampuran antara karakter kranial yang cukup kuat antara Homo erectus dan Homo sapiens.

Dominasi karakter arkaik yang sering ditemukan pada homo erektur tertanam pada seluruh karakter kranio-fasial dari Manusia Liang Bua 1 dan Liang Bua 6, walaupun beberapa aspek modern dari manusia sempurna (homo sapiens) juga sangat kuat/terlihat jelas.

Tapi, karakter homo sapiens lebih baik dipandang sebagai atribut tingkatan evolusi dalam spesies ini. Apabila dikaitkan dengan masa hidup Manusia Liang Bua yang ada pada 18.000 tahun yang lalu, maka Liang Bua 1 dan Liang Bua 6 seharusnya termasuk dari variasi Homo Sapiens.

Baca juga : Sangiran, Situs Manusia Purba Bersejarah.

Diambil dari berbagai sumber buku sejarah Indonesia. Baca juga artikel yang lain :

Gambar Gravatar
Tim Editorial KitaPunya.net adalah seorang profesional di bidang Manajemen, HR, dan Marketing dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. KitaPunya.net saat ini menjadi situs pendidikan dan karir yang selalu berusaha memberikan inforamasi akurat, terpecaya dan terupdate.