pengertian sosialisasi

Pengertian Sosialisasi: Tujuan, Macam, Tahap dan Media Sosialisasi

Diposting pada 6,860 views

Pengertian, Tujuan, dan Macam-macam Sosialisasi – Setelah pada kesempatan yang lalu membahas materi ips kelas x bab 1 tentang interaksi sosial, maka akan kami lanjutkan ke bab 2 yaitu tentang Sosialisasi dan pembentukan kepribadian.

Pada bab 2 ini akan kami bagi dalam beberapa sub bab yang kami pisah-pisah dalam beberapa artikel. Untuk mengawali kami akan memberikan penjelasan tetang pengertian, tujuan dan macam-macam sosialisasi, ditambah lagi tentang indikator keberhasilan proses sosialisasi.  

Pengertian Sosialisasi

pengertian tujuan dan macam sosialisasi

Definisi dari sosialisasi yaitu suatu konsep umum yang dapat diartikan sebagai suatu proses di mana kita dapat belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif.  

Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama hidup kita. Di dalam Wikipedia Bahasa Indonesia, pengertian dari sosialisasi yaitu sebuah proses persamaan atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari generasi yang satu ke generassi yang lainnya didalam sebuah kelompok masyarakat tertentu.  

Tujuan Sosialisasi

Setelah mengerti apa itu sosialisasi, maka selanjutnya adalah tujuan dari sosialisasi. Dan berikut ini beberapa tujuan dari sosialisasi :

  • Mengembangkan keahlian/kemampuan anak di dalam kehdupan untuk berkomunikasi dengan sesama secara baik dan efektif.
  • Memeberikan suatu keterampilan yang diperlukan oleh seseorang yang memiliki tugas pokok di dalam masyarakat.
  • Menanamkan nilai-nilai kepercayaan kepada seseorang yang memiliki tugas pokok di dalam masyarakat.
  • Membentuk suatu karakter dan juga kepribadian seseorang

Indikator keberhasilan proses sosialisasi

Keberhasilan atau kesuksesan seseorang dalam proses sosialisasi dapat dilihat dan diukur dari adanya indikasi-indikasi yang akan saya sebutkan berikut ini :

  • Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitarnya, hal ini dapat dan seorang mengenal keluarga, saudara, dan juga tetangga.
  • Dapat berintegrasi dengan lingkungan sosial di masyarakat.
  • Adanya peningkatan status dan peranan seseorang di dalam masyarakat.

Macam-macam Sosialisasi

Setelah memahami tentang pengertian dan tujuan sosialisasi, berikutnya adalah macam-macam sosialisasi. Dan berikut ini macam-macam atau jenis-jenis sosialisasi.

1. Sosialisasi berdasarkan jensinya

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua macam yaitu sosialisasi primer (sosialisasi yang berada di lingkungan keluarga) dan sosialisasi skunder (sosialisasi yang berada di lingkungan masyarakat).

Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam instituti total.   Pengertian dari instituti total adalah tempat tinggal dan juga tempat bekerja.

Dalam kedua intituti tersebut, terdapat beberapa individu dalam situasi yang sama, yaitu terpisah dari masyarakat luas dalam waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkurung dan diatur secara formal.  

a. Sosialisasi primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan bahwa pengertian dari sosialisasi primer adalah sebagai sosialisasi pertama yang akan dijalani oleh individu semasa kecil dengan belejar menjadi anggota masyarakat dalam lingkup keluarga.

Sosialisasi primer berlangsung saat anak menginjak usia 1 – 5 tahun atau saat anak tersebut belum bersekolah. Anak akan mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap di akan mulai dapat membedakan dirinya dengan orang lain disekitar keluarganya.  

Dalam tahap ini, peran orang-orang terdekat dengan anak menjadi sangat penting karena sesorang anak akan melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan keluarga terdekatnya.  

b. Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialiasi lanjutan setelah seseorang melakukan sosialisasi primer yang mengenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru, sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami perubahan identitas diri yang baru.  

2. Sosialisasi berdasarkan tipenya

Setiap kelompok masyarakat memiliki standar dan nilai yang berbeda-beda, misalnya ketika berada di sekolah, seseorang siswa akan disebut baik (pandai) apabila nilai ulangannya tuntas semua, tidak pernah terlambat, tidak pernah bolos sekolah.

Sementara itu di kelompok spermainan, seseorang disebut baik apabila ia mempunyai solidaritas yang baik, dan mampu menjalin hubungan yang baik serta dermawan.  

Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi yaitu sebagai berikut :

a. Formal

Sosialisasi tipe ini terjadi melalui suatu lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang sudah berlaku di dalam suatu negara, seperti pendidikan di sekolah, dan pendidikan kemiliteran, dll.  

b. Informal

Sosialisasi yang satu ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub dan kelompok-kelompok sosial lainnya yang berada di lingkungan masyarakat.  

3. Sosialisasi berdasarkan polanya

Sosialisasi berdasarkan polanya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :

a. Sosialisasi represif (represivve socialization) 

Sosialisasi ini menekankan pada penggunaan hukuman terhadap seseorang yang melakukan kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif yaitu penenkanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan juga imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua.

Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal, dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua dan eran keluarga sebagai significant other.  

b. Sosialisasi partisipatoris (participatory)

Sosialisasi partisipatoris merupakan pola di mana anak-anak diberi imbalan ketika berperilaku baik. Selain itu juga, hukuman dan imbalan bersifat simbolik.

Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.

Tahap Sosialisasi Menurut George Herbert Mead

1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)  

Tahap pertama yang dilalui oleh seseorang dalam proses sosialisasi adalah tahap persiapan.

Dalam bahasa inggris tahap persiapan ini disebut dengan preparatory stage, dimana tahap ini akan berlangsung sejak seorang manusia lahir di dunia ini, dan juga ketika seorang anak mulai mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk juga ketika ingin memperoleh pemahaman tentang diri sendiri.

Pada tahap ini seorang anak juga akan mulai melakukan proses peniruan yang tidak sempurna pada tahap persiapan ini.  

Sebagai contoh, adalah kata “mandi” yang telah diajarkan oleh kedua orangtuanya kepada anaknya, biasanya anak yang masih balita akan mengucapkan dengan tidak jelas seperti “ndi”.

Makna kata mandi tersebut juga belum sepenuhnya dipahami oleh anak, tetapi lama kelamaan anak akan memahami secara sempurna seiring dengan perkembangannya.  

2. Tahap meniru (Play Stage)  

Tahap yang kedua setelah tahap persiapan adalah tahap meniru atau play stage, tahap ini ditandai dengan perilaku anak yang meniru tingkah laku atau gaya bicara yang dilakukan oleh orang tuanya dan kerabatnya, dimana peniruan yang dilakukan oleh seorang anak tersebut sudah meningkat dan semakin sempurna apabila dibandingkan dengan tahap persiapan.   

Kemudian pada tahap ini juga kesadaran dari seorang anak akan mulai terbentuk, kesadaran tersebut meliputi kesadaran tentang nama dirinya dan nama orang tuanya, kakaknya, dan orang-orang yang dekat dengannya. Seorang anak juga akan mulai mengerti tentang apa yang sudah dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan oleh seorang ibu dari anaknya.   

Atau dengan kata lain, kemampuan seorang anak untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga sudah mulai terbentuk pada tahap ini.

Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang juga sudah mulai terbentuk. Dimana sebagian dari orang-orang tersebut adalah orang-orang yang dianggap penting, orang yang dianggap penti ini disebut dengan orang-orang yang amat berarti (Significant other).

3. Tahap siap bertindak (Game Stage)  

Tahap yang ketiga setelah tahap meniru adalah tahap siap bertindak (game stage). Pada tahap ini proses peniruan yang dilakukan oleh seorang anak akan mulai berkurang, karena ia sudah sedikit mengerti tentang apa yang harus ia lakukan.

Selain itu juga terjadi peningkatan kemampuan yang dimilikinya untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, dengan kemampuan ini maka seorang anak sudah memiliki kemampuan untuk bermain secara bersama-sama.   

Dia juga sudah mulai mengerti adanya tuntutan untuk membela keluarganya dan bekerja sama dengan sesamanya. Pada tahap siap bertindak ini lawan ia untuk saling berinteraksi jumlahnya akan bertambah banyak dan juga hubunganya dengan lawannya akan semakin kompleks.

Pada tahap ini seorang anak juga akan mulai berani untuk berhubungan dengan anak-anak lain yang berada di luar rumah/keluarga.

Seorang anak juga akan mulai memahami hal-hal yang dibolehkan dan yang dilarang (peraturan) yang diberikan oleh kedua orangtuanya, dan juga anak akan mulai mengetahui adanya norma-norma tertentu yang ada di luar lingkungan keluarganya.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)  

Tahap yang ke-empat setelah tahap siap bertindak adalah tahap penerimaan norma kolektif atau generalized stage. Pada tahap ini seseorang sudah mulai dianggap dewasa.

Dia sudah benar-benar mampu menempatkan dirinya pada posisi masyarakat yang lebih luas. Artinya, ia juga dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas yang mungkin belum dikenalnya.

Seorang manusia yang sudah dewasa akan menyadari pentingnya suatu peraturan, ia sudah menerima norma kolektif.

Ia juga sudah berusaha taat pada peraturan atau norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap yang ke-empat telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya. 

Macam-macam media sosialisasi

Media sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Dan dibawah ini merupakan jenis jenis media sosialisasi :  

1. Keluarga

Bagi keluarga inti (nuclear family) media sosialisasi meliputi ayah, ibu, sauda kandung, saudara angkat yang belum menikah atau memiliki istri dan tinggal bersama dalam satu rumah.

Sedangkan pada suatu masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), media sosialisasinya dari keluarga juga menjadi lebih luas, hal ini dikarenakan dalam satu rumah bisa terdiri dari eberapa keluarga seperti kakek, nenek, paman, dan bibi disamping anggota keluarga inti.  

ada masyarakat di daerah perkotaan yang pada umumnya kepadatan penduduk sangan tinggi, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang berada di luar anggota kerabat biologis seorang anak, seperti tetangga dll.

Selain itu juga kadangkala terdapat media sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pembantu, pengasuh (baby siter).  

Menurut Getrudengane Jaeger peranan para media sosialisasi didalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak akan berada dalam lingkungan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.  

2. Teman pergaulan

Teman pergaulan sering dapat disebut dengan teman bermain, teman ini didapat setelah seseorang mampu untuk berpergian ke luar dari rumah.

Pada mulanya, teman bermain ini dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif atau menghibur, namun ternyata teman pergaulan ini juga dapat memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga.

Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja, karena pada masa remaja ini adalah masa untuk mencari jati diri sebelum ia bernjak ke masa dewasa. Kelompok pergaulan ini lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.  

Berbeda dengan proses sosialisasi yang berlangsung di lingkungan keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman dan peranan), sedangkan sosialisasi dengan teman pergaulan dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya.  

Oleh sebab itu, di dalam kelompok bermain dengan teman pergulan, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.  

3. Lembaga pendidikan formal (sekolah)

Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seperti sekolah seseorang akan belajar membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu juga disekolah mereka juga diajari tentang kemandirian (independence), prestasi (achievement) universalisme dan kekhasan (specicity).

Biasanya di lingkungan keluarga seorang anak akan meminta bantuan dari orang tuanya atau kakaknya dalam melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, akan tetapi ketika sudah berada di sekolah anak dituntut untuk melakukan semuanya sendiri degan penuh rasa tanggung jawab dari mulai buang air kecil, mengerjakan tugas dan lain sebagainya.  

4. Media massa

Media massa di sini adalah media cetak (contoh media cetak antara lain seperti koran, surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (contoh media elektronik seperti radio, televisi, film, hp, telephone, internet), dll.

Besarnya pengaruh media sangat tergantung dari beberapa sering seseorang menggunakan media tersebut, juga dilihat dari segi kulitas dan kuantitas pesan yang disampaikan oleh media massa.  

5. Media sosialisasi yang lainnya

Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dapat dilakukan oleh instituti agama, tetangga, organisasi, masyarakat dan lingkungan pekerjaan.

Semuanya akan membantu seseorang membentuk pandangan sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan.

Gambar Gravatar
Tim Editorial KitaPunya.net adalah seorang profesional di bidang Manajemen, HR, dan Marketing dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. KitaPunya.net saat ini menjadi situs pendidikan dan karir yang selalu berusaha memberikan inforamasi akurat, terpecaya dan terupdate.