Regulator Sistem Pengisian Tipe Konvensional
March 30, 2015
Add Comment
Kita Punya - Regulator Tipe Konvensional Pada Sistem Pengisian (Charging System), pada sistem pengisian diperlukan regulator yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya arus yang masuk ke kumparan rotor (rotor coil) yang mana besar kecilnya arus ini akan menentukan jug kuat lemahnya medan magnet pada kumparan rotor, dengan adanya pengaturan medan magnet ini diharapkan output tegangan alternator selalu stabil yaitu sekitar 13,8 V sampai 14,8 V.
Kita tahu bahwa besar kecilnya tegangan yang dihasilkan oleh alternator dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti putaran rotor, jumlah kumparan, dan medan magnet pada rotor coil. Dari ketiga diatas, kita hanya bisa menggunakan medan magnet untuk mengatur ouput tegangan alternaor, karena untuk pengaturan putaran dan jumlah kumparan tidak memungkinkan.
Pada saat putaran mesin sedang ke tinggi alternator akan cenderung menghasilkan tegangan yang semakin (besar) tinggi, namun dengan adanya regulator ini pada saat putaran tinggi arus yang masuk ke kumparan rotor diperkecil (dilewatkan resistor) dan ketika putaran ditambah tinggi lagi arus yang mengalir ke rotor coil akan dilangsungkan ke massa sehingga medan magnet pada kumparan rotor sangat kecil, ini akan membuat output alternator tetap stabil. Kemudian pada saat putaran rendah, tegangan alternator akan turun, namun pada kondisi ini regulator mengatur agar arus yang masuk ke kumparan rotor besar sehingga medan magnet yang dihasilkan pada rotor coil juga besar, output tegangan alternator tetap stabil.
Kita tahu bahwa besar kecilnya tegangan yang dihasilkan oleh alternator dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti putaran rotor, jumlah kumparan, dan medan magnet pada rotor coil. Dari ketiga diatas, kita hanya bisa menggunakan medan magnet untuk mengatur ouput tegangan alternaor, karena untuk pengaturan putaran dan jumlah kumparan tidak memungkinkan.
Pada saat putaran mesin sedang ke tinggi alternator akan cenderung menghasilkan tegangan yang semakin (besar) tinggi, namun dengan adanya regulator ini pada saat putaran tinggi arus yang masuk ke kumparan rotor diperkecil (dilewatkan resistor) dan ketika putaran ditambah tinggi lagi arus yang mengalir ke rotor coil akan dilangsungkan ke massa sehingga medan magnet pada kumparan rotor sangat kecil, ini akan membuat output alternator tetap stabil. Kemudian pada saat putaran rendah, tegangan alternator akan turun, namun pada kondisi ini regulator mengatur agar arus yang masuk ke kumparan rotor besar sehingga medan magnet yang dihasilkan pada rotor coil juga besar, output tegangan alternator tetap stabil.
Berdasarkan hal tersebut, maka tegangan output alternator akan selalu stabil baik pada putaran rendah, sedang, maupun tinggi. Regulator tipe konvensional atau tipe kontak point terdiri dari : 1) kumparan voltage regulator yang berfungsi untuk mengatur arus yang masuk ke rotor coil agar kemagnetannya bisa diatur sesuai kebutuhan sehingga tegangan output alternator tetap konstan, tahanan kumparan tersebut sekitar 100 Ohm dan 2) kumparan voltage relay yang berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan menghubungkan arus dari terminal B ke voltage regulator.
Besar tahanan kumparan voltage relay adalah sekitar 25 Ohm. Terminal yang terdapat pada regulator tipe ini ada enam terminal, yaitu terminal IG, N, F, E, L, dan B.
![]() |
Gambar Regulator Tipe Konvensioanl |
Pada kondisi normal (tidak bekerja) Pl0 selalu menempel dengan Pl 1. Pada kumparan voltage relay juga terdapat tiga buah titik kontak yang disebut dengan P 0, P1, dan P2. Pada kondisi normal (tidak bekerja) titik kontak P 0 selalu menempel dengan P1. Pada bagian bawah regulator terdapat resistor yang menghubungkan terminal IG dan terminal F pada regulator. Besar tahanan resistor ini sekitar 11 Ohm. Resistor ini juga menjadi salah satu petunjuk untuk menentukan kumparan voltage regulator karena resistor merupakan bagian dari kumparan voltage regulator.
![]() |
Wiring Diagram Sistem Pengisian |
0 Response to "Regulator Sistem Pengisian Tipe Konvensional"
Post a Comment